SENI KOMPANG MELAYU MULAI DITINGGALKAN
TEMBILAHAN - Bahari Yunus (70), seorang tokoh yang senantiasa berjuang untuk melestarikan kesenian Kompang di Negeri Seribu Jembatan, Indragiri Hilir (Inhil), dengan Sanggar Kompang Nurul Ihwan, merasa prihatin. Kesenian Melayu tersebut, kini sudah mulai ditinggalkan generasi mudanya.
" Kompang adalah kesenian Melayu yang perlu dilestarikan agar tidak hilang digerus zaman dengan kemajuan dan beragam kesenian baru yang muncul. Untuk itu, sangat diharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk melestarikan budaya ini," ucap Bahari, Jumat (21/1) di Tembilahan.
Kesenian Kompang, katanya, merupakan kesenian tradisional yang dinilai sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Riau, terutama di Kabupaten Inhil. Kesenian ini, dulunya sering ditampilkan pada setiap acara dan perayaan. Bahkan, menjadi keharusan pada acara resepsi pernikahan.
Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, katanya, kesenian Kompang tak lagi populer di tengah masyarakat Melayu Inhil, terutama di kalangan generasi muda. Walaupun masih ada yang memainkan Kompang, namun sudah sangat sedikit dan jarang sekali ditampilkan.
Padahal, menurut Bahari, untuk memainkan kesenian Kompang, tidak sesulit yang dibayangkan. Walaupun untuk memainkan Beredah (permainan yang menggunakan Rebana yang besar), harus memiliki keahlian khusus. Baik dalam memainkan maupun melantun Syair Shalawat. Namun semua itu mudah dipelajari.
"Jika pemerintah mempunyai kemauan untuk melestarikan dengan memberikan apresiasi terhadap kesenian Kompang, maka kesenian ini harus dijadikan mata pelajaran di sekolah-sekolah. Atau dengan mengharuskan generasi muda, dalam setiap acara perhelatan, harus menyertakan kesenian Kompang," usul Bahari. (Zulf)
Read More